Analisis Yuridis Intervensi Orang Tua sebagai Faktor Penyebab Perceraian (Studi Putusan Pengadilan Agama Demak Nomor : 551/Pdt.G/2023/Pa.Dmk)

Campur tangan orang tua dalam kehidupan rumah tangga anak kerap kali menimbulkan konflik yang berkepanjangan dan berakhir pada perceraian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji intervensi orang tua sebagai faktor yang menyebabkan perceraian dari sudut pandang yuridis, dengan mengambil fokus pada studi kasus Putusan Pengadilan Agama Demak Nomor: 551/Pdt.G/2023/PA.Dmk. Penelitian ini mengevaluasi bagaimana pertimbangan Majelis Hakim terhadap keterlibatan orang tua yang dinilai menjadi salah satu penyebab keretakan hubungan suami istri, serta menelaah pandangan hukum Islam mengenai permasalahan tersebut. Melalui penelitian ini, diharapkan dapat diperoleh pemahaman hukum yang lebih komprehensif mengenai batas-batas intervensi pihak ketiga dalam rumah tangga suami istri.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan jenis penelitian hukum normatif. Penelitian ini dirancang untuk mengkaji secara mendalam dokumen putusan pengadilan. Lokasi penelitian berada di Pengadilan Agama Demak, dengan subjek penelitian terdiri dari Majelis Hakim dan pihak-pihak yang terlibat dalam perkara perceraian. Sumber data yang digunakan meliputi data primer berupa putusan pengadilan dan data sekunder dari berbagai literatur hukum serta doktrin Islam. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui dokumentasi, studi kepustakaan, dan wawancara, sedangkan analisis data dilakukan dengan metode analisis isi (content analysis) secara deskriptif-analitis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa intervensi orang tua secara berlebihan menjadi faktor utama perceraian dalam perkara cerai talak yang dikaji. Majelis Hakim menilai bahwa campur tangan tersebut mengganggu keharmonisan rumah tangga dan memicu konflik yang tidak terselesaikan. Dalam perspektif hukum Islam, intervensi yang merusak keutuhan rumah tangga tidak dibenarkan dan harus dibatasi. Penelitian ini menyimpulkan bahwa dibutuhkan adanya batasan etis dan yuridis terhadap peran orang tua dalam rumah tangga anak. Disarankan agar orang tua menjalankan fungsi sebagai penengah yang adil dan mendukung terciptanya perdamaian, bukan menjadi penyebab konflik.