Praktik Mupu di Desa Ngadimulyo, Kedu, Temanggung dalam Perspektif Islam

Al Ghiffari, Muhammad Ghazy (2025) Praktik Mupu di Desa Ngadimulyo, Kedu, Temanggung dalam Perspektif Islam. Skripsi, Institut Islam Mamba'ul 'Ulum Surkarta.

[thumbnail of HALAMAN DEPAN.pdf] Text
HALAMAN DEPAN.pdf
Restricted to Registered users only

Download (846kB) | Request a copy
[thumbnail of BAB I.pdf] Text
BAB I.pdf

Download (277kB)
[thumbnail of BAB II.pdf] Text
BAB II.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (434kB) | Request a copy
[thumbnail of BAB III.pdf] Text
BAB III.pdf

Download (230kB)
[thumbnail of BAB IV.pdf] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (291kB) | Request a copy
[thumbnail of BAB V.pdf] Text
BAB V.pdf

Download (171kB)
[thumbnail of DAFTAR PUSTAKA.pdf] Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (167kB)
[thumbnail of LAMPIRAN.pdf] Text
LAMPIRAN.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Praktik mupu adalah tradisi pengangkatan atau pengasuhan anak dalam masyarakat Jawa, di mana seorang anak diasuh oleh keluarga lain. Dalam konteks ini, anak diperlakukan seperti anak kandung secara sosial, namun tidak selalu diakui secara hukum. Studi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana praktik mupu dilakukan di Desa Ngadimulyo, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, serta untuk menganalisis praktik tersebut dalam perspektif hukum Islam dan hukum positif Indonesia.
Studi ini masuk dalam Penelitian yang menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Lokasi penelitian berada di Desa Ngadimulyo, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung. Subjek penelitian adalah keluarga pelaku mupu dan informan terdiri dari orang tua angkat, tokoh agama, dan tokoh masyarakat. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Keabsahan data diperiksa dengan teknik triangulasi sumber. Data dianalisis dengan pendekatan deskriptif kualitatif secara induktif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktik mupu masih berlangsung secara adat dan sosial, namun belum sepenuhnya sesuai dengan ketentuan hukum Islam maupun hukum positif. Dalam hukum Islam, anak mupu tidak dapat disamakan dengan anak kandung dalam hal nasab, waris, dan perwalian. Sementara dalam hukum positif, adopsi harus melalui prosedur hukum yang sah. Kesimpulan penelitian ini menegaskan pentingnya edukasi hukum kepada masyarakat serta perlunya regulasi yang mampu mengakomodasi nilai-nilai lokal tanpa mengabaikan prinsip-prinsip hukum Islam dan negara.

Item Type/Tipe Dokumen: Skripsi
Uncontrolled Keywords: Mupu, Pengangkatan Anak, Hukum Islam, Hukum Positif, Desa Ngadimulyo
Subjects: 200 Agama, Kepercayaan > 2X0 Islam > 2X4 Fikih, Fiqih, Fiqh, Hukum Islam > 2X4.3 Hukum Keluarga, Hukum Perkawinan, Hukum Pernikahan Menurut Islam, Munakahat
200 Agama, Kepercayaan > 2X0 Islam > 2X4 Fikih, Fiqih, Fiqh, Hukum Islam > 2X4.37 Menyusui, Mengasuh, Memelihara Anak Menurut Islam
Divisions: Fakultas Syari'ah dan Ekonomi Islam > Program Studi Hukum Keluarga Islam
Depositing User: Muhammad Ghazy Al Ghiffari
Date Deposited: 22 Jul 2025 08:51
Last Modified: 22 Jul 2025 08:51
URI: https://eprints.iimsurakarta.ac.id/id/eprint/500

Actions (login required)

View Item
View Item

Downloads

Downloads per month over past year