Analisis Cyberbullying Willard di TikTok dalam Perspektif Islam (Studi Kasus Pelecehan Verbal pada Kolom Komentar Video TikTok Bernadya)

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis fenomena Cyberbullying berupa pelecehan verbal yang dialami oleh Bernadya, seorang penyanyi muda yang aktif di platform TikTok. Fenomena ini mencerminkan bagaimana ruang digital yang seharusnya menjadi wadah ekspresi justru kerap disalahgunakan untuk melontarkan komentar merendahkan. Fokus penelitian diarahkan pada bentuk-bentuk komentar netizen yang mengandung unsur Cyberbullying serta bagaimana fenomena tersebut dipahami melalui kerangka etika Islam yang menekankan prinsip menjaga lisan, menghindari penghinaan, dan menjunjung akhlak mulia dalam interaksi sosial.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik dokumentasi dan observasi nonpartisipan. Data utama berupa komentar-komentar netizen pada akun TikTok @bearnotber yang mengandung unsur pelecehan verbal. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teori Willard (2007) yang mengklasifikasikan tujuh bentuk Cyberbullying: flaming, harassment, denigration, impersonation, outing & trickery, exclusion, dan cyberstalking. Untuk menjaga keabsahan data, penelitian ini menerapkan triangulasi teknik, yakni membandingkan hasil dokumentasi dengan observasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk Cyberbullying yang dominan adalah flaming, harassment, dan denigration, sementara bentuk lain seperti impersonation, outing & trickery, exclusion, dan cyberstalking tidak ditemukan. Komentar-komentar yang bersifat melecehkan banyak menyerang fisik dan identitas pribadi Bernadya, yang secara etika Islam termasuk dalam perbuatan tercela dan dilarang. Penelitian ini menegaskan bahwa fenomena Cyberbullying di media sosial tidak hanya berdampak pada psikologis korban, tetapi juga merupakan bentuk penyimpangan moral yang bertentangan dengan nilai-nilai ukhuwah, penghormatan martabat, dan akhlakul karimah.