Implementasi Metode Demonstrasi pada Mata Pelajaran Fikih Materi Shalat Berjama’ah Kelas VII di SMPIT Mutiara Insani Klaten Tahun Ajaran 2025/2026

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan : 1) Implementasi Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran Fikih Materi Shalat Berjama'ah, 2) faktor pendukung, dan 3) faktor penghambat implementasi metode demonstrasi pada mata pelajaran fikih materi shalat berjama'ah kelas VII di SMPIT mutiara insani klaten.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif-deskriptif. Penelitian ini dilakukan di SMPIT Mutiara Insani. Subjek penelitian ini adalah Guru Fikih dan informan penelitian adalah kepala sekolah, guru pendidikan agama islam (Fikih), dan siswa SMPIT Mutiara Insani. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan teknik data collection (pengumpulan data), data reduction (reduksi data), data display (penyajian data), dan conclusion drawing/verification (kesimpulan). Untuk memeriksa keabsahan data menggunakan salah satu triangulasi yaitu triangulasi sumber.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) implementasi metode demonstrasi dalam pembelajaran Fikih khususnya pada materi shalat berjama’ah untuk siswa kelas VII di SMPIT Mutiara Insani Klaten telah berjalan dengan baik dan memberikan dampak positif yang menyeluruh terhadap proses dan hasil belajar siswa. Metode demonstrasi terbukti efektif dalam berbagai aspek, a) Membantu siswa memahami materi aplikatif melalui praktik langsung dan visualisasi, b) Meningkatkan keterlibatan aktif, bahkan dari siswa yang sebelumnya cenderung pasif, c) Mengembangkan pemahaman secara utuh melalui ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik, d) Menciptakan suasana belajar yang interaktif, reflektif, dan kolaboratif, e) Membentuk karakter keberagamaan seperti kedisiplinan, penghargaan terhadap ibadah, dan kesadaran akan adab berjama’ah, f) Memberikan hasil evaluasi praktik yang konsisten meningkat. 2) Implementasi metode demonstrasi ini didukung oleh beberapa faktor penting yaitu, a) Tersedianya musala dan sarana praktik yang memadai, b) Antusiasme siswa kelas VII dalam mengikuti kegiatan praktik, c) Kesesuaian antara materi shalat berjama’ah dan pendekatan demonstrative, d) Dukungan kebijakan sekolah serta fleksibilitas kurikulum yang memungkinkan pembelajaran berbasis praktik. 3) factor penghambatnya, a) Jadwal akademik yang padat membatasi waktu praktik, b) Keterbatasan ruang dan jumlah siswa yang besar dalam satu kelas, c) Perbedaan tingkat motivasi dan kesiapan siswa dalam mengikuti praktik.