Studi Komparatif Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam antara Siswa Program Bilingual Class dengan Bilingual Digital Class Sekolah Menengah Pertama (SMP) Islam Al Azhar 21 Solo Baru Kelas VII Tahun Ajaran 2024/2025

Pendidikan Agama Islam berperan penting dalam membentuk akhlak dan nilai keagamaan siswa. Program bilingual class digunakan untuk memperluas wawasan budaya dan keterampilan berbahasa, namun perlu dikaji efektivitasnya dalam menanamkan nilai agama secara optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil belajar mata pelajaran PAI antara bilingual class dan bilingual digital class.
Penelitian ini adalah penelitian komparatif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Islam (SMP) Al Azhar 21 Solo Baru dengan sampel berjumlah 50 siswa, 21 siswa bilingual class, 29 siswa bilingual digital class. Pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumentasi. Analisis data menggunakan teknik analisis statistik deskriptif, melakukan uji homogenitas, uji normalitas, kemudian dilakukan uji non parametris (menggunakan Uji Mann Whitney) karena data yang dihasilkan berdistribusi tidak normal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar Pendidikan Agama Islam siswa bilingual class memiliki rata-rata 83,61 dengan mayoritas siswa memiliki nilai pada kategori sedang yaitu sebanyak 12 siswa. Sedangkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam siswa bilingual digital class memiliki rata-rata 80,55 dengan mayoritas siswa memiliki nilai pada kategori sedang yaitu sebanyak 22 siswa. Setelah data dianalisis, dilakukan uji hipotesis dan didapatkan hasil Zuji (2,2423) > Ztabel (1,96) (α 5%). Dengan demikian H0 diterima dan H1 ditolak, yang artinya tidak ada perbedaan pada hasil belajar Pendidikan Agama Islam antara siswa bilingual class dan siswa bilingual digital class. Adapun jika dibandingkan, hasil belajar Pendidikan Agama Islam siswa program bilingual digital class secara rata-rata sedikit lebih tinggi dibandingkan siswa program bilingual class, namun perbedaan tersebut tidak menunjukkan keunggulan yang bermakna secara statistik pada taraf signifikansi 5%.